Sudah pernah dengar istilah Rekonsiliasi Fiskal? Rekonsiliasi fiskal adalah sebuah istilah yang berhubungan dengan laporan keuangan suatu perusahaan. Pada dasarnya setiap perusahaan tentu membutuhkan laporan keuangan agar bisa mengelola dan mengontrol keuangan dengan lebih mudah. Untuk lebih jelasnya, hubungi konsultan pajak Jakarta dan instagram @alberthmandau.
Laporan tersebut memiliki peran yang sangat penting karena memuat semua informasi yang berkaitan dengan kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh baik itu yang ada di dalam maupun luar pengaruh perusahaan. Di dalam laporan keuangan yang tercantum dalam rekonsiliasi fiskal dibutuhkan koreksi yang merupakan kegiatan untuk mengetahui besar PPh yang nanti akan dilaporkan sesuai dengan aturan dan hukum perpajakan yang berlaku di Indonesia.
Bingung Soal Rekonsiliasi Fiskal? Hubungi Jasa Konsultan Pajak di Nomor Whatsapp : 081350882882
Mengingat istilah ini berkaitan erat dengan PPh, tentu sangat penting memahaminya. Sayangnya memang istilah rekonsiliasi fiskal masih cukup awam bagi sebagian orang. Agar lebih paham, mari simak ulasan tentang rekonsiliasi fiskal berikut ini.
Apa Itu Rekonsiliasi Fiskal?
Pengertian rekonsiliasi fiskal adalah selisih yang ada dalam laporan keuangan. Setiap perusahaan yang berjalan dan beroperasi di Indonesia memiliki satu kewajiban yaitu melaporkan keuangan sesuai dengan aturan dan hukum pajak yang ada. Jika dalam sebuah laporan keuangan tersebut terjadi selisih itulah yang dinamakan sebagai rekonsiliasi fiskal. Hal itu dipakai untuk melihat dan mengetahui kesalahan yang terjadi saat melakukan penghitungan PPh yang harus disesuaikan dengan standar laporan Direktorat Jenderal Pajak.
Baca Juga : Insentif Pajak UMKM 2022: Fitur dan Cara Mendapatkan
Laporan keuangan sendiri bagi perusahaan adalah hal penting yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Apalagi ketika sebuah laporan keuangan memiliki kaitan erat dengan kewajiban perusahaan akan perpajakan. Dengan adanya laporan keuangan ini, beragam jenis pajak yang ada hubungannya dengan perusahaan harus diketahui jumlahnya dengan cara melihat hasil akhir laporan keuangan perusahaan itu sendiri.
Kenapa laporan keuangan sebuah perusahaan memiliki peran penting? Alasan peran penting yang dipegang laporan keuangan perusahaan yaitu karena laporan tersebut menjadi penyebab yang sangat krusial dalam melihat dan menentukan seperti apa kinerja perusahaan selama beroperasi. Reputasi perusahaan dapat dinilai dari laporan keuangannya. Selain itu, besar pajak yang harus dibayar juga bisa dilihat langsung dari laporan itu dengan cara menyerahkan laporan pada pelayanan pajak.
Ketika melakukan penghitungan keuangan dan terjadi komersial yang terdiri dari pemasukan serta pengeluaran hingga keuntungan perusahaan. Dilakukanlah penghitungan rekonsiliasi fiskal. Ketika pembayaran pajak yang jelas dipenuhi oleh pihak perusahaan selaku Wajib Pajak, maka reputasi perusahaan itu sendiri akan meningkat dengan sendirinya di dunia bisnis.
Pembayaran pajak tersebut nanti akan membutuhkan rekonsiliasi fiskal sebagai dasarnya. Perusahaan harus melakukan koreksi, begitu pula dengan Dirjen Pajak yang harus menindaklanjuti koreksi tadi sesuai dengan draft yang telah diajukan perusahaan.
Hal itu nanti terjadi jika ada penyebab yang ada di dalam rekonsiliasi pajak pada ketika perusahaan melakukan koreksi pada fiskal agar bisa menyempurnakan draft laporan yang akan diserahkan kepada Dirjen Pajak.
Penyebab Rekonsiliasi Fiskal
Perusahaan harus membuat laporan keuangan secara berkala dimana nanti bisa dipakai dalam menentukan laba rugi sampai mengetahui kondisi keuangan perusahaan dalam keadaan baik atau mengkhawatirkan selama beroperasi. Keharusan perusahaan membuat dan memiliki laporan pajak itu biasanya muncul rekonsiliasi fiskal. Penyebabnya adalah sebagai berikut:
1. Perbedaan Tentang Waktu
Saat melakukan pencatatan keuangan memang sering dan wajar terjadi perbedaan waktu ketika memasukkan pendapatan. Di dalam catatan dengan basis kas pada periode catatan keuangan yang sudah lampau juga pasti terjadi perbedaan waktu. Misalnya saja catatan keuangan yang sudah berumur kurang lebih satu tahun. Selain itu penyebab munculnya perbedaan waktu juga dikarenakan adanya lambatnya penagihan piutang serta adanya penyusutan laba.
2. Munculnya Beda Tetap
Penyebab rekonsiliasi pajak selanjutnya adalah kemunculan beda tetap yang biasanya terjadi ketika ada transaksi perusahaan yang merupakan standar Wajib Pajak bagi perusahaan. Contohnya ada sumbangan perusahaan yang artinya itu adalah penghasilan yang didapat oleh perusahaan itu sendiri. Maka hal itu juga nanti masuk ke dalam draft laporan keuangan yang menjadi sebab adanya perbedaan pada pajak. Dari hal itulah dibutuhkan rekonsiliasi fiskal.
Adanya penyebab yang terjadi dalam rekonsiliasi fiskal membuat sebuah laporan keuangan harus dikoreksi secara lebih teliti dan menyeluruh. Mengapa demikian? Hal itu ada kaitannya dengan tujuan dilakukannya rekonsiliasi fiskal.
Bingung Soal Rekonsiliasi Fiskal? Hubungi Jasa Konsultan Pajak di Nomor Whatsapp : 081350882882
Tujuan dari Koreksi Fiskal
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya kalau rekonsiliasi fiskal dilakukan sebagai bentuk upaya koreksi dan membaca ulang perbaikan draft pajak perusahaan. Beban pajak yang belum disetorkan akan melewati tahap rekonsiliasi pajak terlebih dahulu. supaya nanti tidak akan terjadi lagi kesalahan dalam penghitungan besar beban pajak perusahaan yang harus dibayarkan. Tujuan dari rekonsiliasi fiskal sendiri antara lain:
Baca Juga : Jasa Pendamping Pemeriksaan Pajak Pribadi | Tips Memilih
1. Meneliti Kembali Draft Laporan Pajak
Manfaat rekonsiliasi fiskal sangat penting untuk dilaksanakan terutama ketika laporan keuangan yang dibuat perusahaan sudah jadi. Baca dan teliti lagi draft laporan keuangan perusahaan itu sebelum nanti akan diserahkan kepada Dirjen Pajak. Meneliti draft laporan keuangan itu didasarkan pada data yang sudah ada dengan cara memperhatikan segala bentuk transaksi perusahaan lalu melakukan penyesuaian di antara penghasilan dan pengeluaran.
2. Sebagai Alat Untuk Memenuhi Draft Laporan
Perlu diketahui kalau Direktorat Jenderal Pajak telah mengeluarkan peraturan dan regulasi pada Wajib pajak. Supaya draft laporan keuangan bisa terpenuhi dengan baik dan benar, maka sudah menjadi tugas perusahaan untuk melakukan rekonsiliasi fiskal agar bisa melihat ada atau tidaknya kerancuan pada laporan yang sudah dibuat.
Jika memang ada kesalahan yang muncul artinya ada kekeliruan pada saat melakukan penghitungan besar nominal pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Inilah yang membuat fungsi rekonsiliasi fiskal menjadi sangat penting.
3. Meminimalisir Adanya Kesalahan Hitung
Rekonsiliasi fiskal juga dilakukan untuk menghindari dan menekan terjadinya kesalahan penghitungan pajak karena di dalam sebuah bisnis jika ada nominal angka yang salah akan menjadi penyebab kerugian yang cukup fatal. Jadi dalam membuat laporan keuangan dan penghitungan besar pajak atau dalam melakukan rekonsiliasi pajak perlu ketelitian yang tinggi dan penyesuaian data yang benar.
Jika sudah mengetahui akan tujuan dari rekonsiliasi fiskal, maka perlu melakukan hal tersebut dengan benar dan baik. Ini sangat membantu Dirjen Pajak nantinya dalam menghitung pajak yang sesuai dengan perusahaan terkait.
Jenis-Jenis Koreksi Fiskal
Jika sudah mengetahui tujuan dari rekonsiliasi fiskal, maka sekarang saatnya mengetahui apa saja jenis koreksi fiskal itu sendiri. Informasi ini juga penting untuk diketahui agar bisa melakukan kegiatan koreksi fiskal dengan benar:
1. Koreksi Positif Fiskal
Jenis rekonsiliasi fiskal yang pertama ini merupakan koreksi yang dilakukan pihak perusahaan dengan tujuan melakukan perbaikan dalam catatan penghasilan atau pendapatan. Terdapat biaya yang memberikan pengaruh pada kenaikan jumlah biaya bagi perusahaan khususnya sebagai Wajib Pajak. Pada fiskal positif ada pembagian laba atau penghasilan. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh akan dikenai pajak dan berikut ini adalah contoh rekonsiliasi pajak positif:
- Adanya sanksi administrasi yang berbentuk denda.
- Ada biaya untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak.
- Sumbangan dan dana hibah.
- Premi asuransi kesehatan.
- Asuransi beasiswa.
- Imbalan karena memberikan pekerjaan.
2. Koreksi Negatif Pada Fiskal
Lalu jenis kedua ada rekonsiliasi fiskal negatif. Ini merupakan koreksi negatif pada fiskal dengan tujuan melakukan perbaikan juga namun hasil yang diperoleh mengurangi jumlah biaya pajak sehingga beban dari biaya pajak jadi lebih ringan.
Misalnya saja ada selisih penyusutan yang disebut dengan istilah nominal amortisasi fiskal. Sebuah penyusutan aset perusahaan yang berupa aset bangunan maupun non bangunan. Setelah itu nanti akan dipilih aset tadi sesuai dengan macam dan bentuknya di dalam dfart pajak yang harus dilaporkan perusahaan ke Dirjen Pajak.
Bingung Soal Rekonsiliasi Fiskal? Hubungi Jasa Konsultan Pajak di Nomor Whatsapp : 081350882882
Cara Menghitung Rekonsiliasi Fiskal
Jika sudah memahami dengan baik apa saja tujuan sampai jenis rekonsiliasi fiskal, maka perlu juga untuk mengetahui tentang tahapan dan cara menghitung kegiatan koreksi itu sendiri. Berikut ini adalah tahap-tahapnya:
- Mengenal dan meneliti dengan baik terlebih dahulu penyesuaian fiskal yang diperlukan.
- Mengidentifikasi dengan hati-hati elemen-elemen penyesuaian agar bisa menentukan pengaruhnya kepada laba usaha yang kena pajak.
- Mengoreksi fiskal baik itu rekonsiliasi positif atau negatif.
- Menyusun dan membuat laporan keuangan secara fiskal sebagai lampiran SPT tahunan pajak penghasilan perusahaan terkait.
Contoh Rekonsiliasi Fiskal
Setelah ini akan ada satu kasus rekonsiliasi fiskal yang dapat dijadikan acuan serta untuk bisa lebih memahami dengan lebih baik seperti apa koreksi fiskal itu sendiri. Ada juga cara menghitungnya seperti apa di ulasan berikut:
PT AAA adalah sebuah perusahaan di Jakarta dan bergerak di bidang penyewaan mesin penyedot minyak serta alat-alat berat lainnya.
PT AAA melakukan pembukuan dengan metode akrual, dan menggunakan mata uang rupiah dalam setiap transaksinya.
Tahun pembukuan dimulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2020. Sedangkan data direksi perusahaannya seperti berikut:
Pak Kelik (Komisaris, NPWP 06.456. 321.1-042.000)
Pak Jak (Direktur Utama, NPWP 06.456.333.1-043.000).
Adapun pemegang saham PT AAA:
Pak Kelik memiliki saham 50%,
PT BBB dan Pak Jak masing-masing memiliki saham 30% dan 15%.
Berikut laporan laba/rugi PT AAA pada 2020:
No | Keterangan | Jumlah Komersial | ||
1 | Penjualan bruto | Rp240.000.000.000 | ||
2 | Potongan penjualan | -Rp10.000.000.000 | ||
3 | Retur penjualan | -Rp15.000.000.000 | ||
4 | Penjualan neto (1+2+3) | Rp215.000.000.000 | ||
5 | Harga pokok penjualan (HPP) | -Rp125.000.000.000 | ||
6 | Laba kotor (4+5) | Rp90.000.000.000 | ||
7 | Biaya umum | |||
a | Gaji karyawan, THR, bonus | Rp15.750.000.000 | ||
b | Asuransi BPJS karyawan | Rp3.250.000.000 | ||
c | Perjalanan dinas | Rp2.125.000.000 | ||
d | Perlengkapan kantor | Rp3.075.000.000 | ||
e | Biaya Listrik | Rp2.575.000.000 | ||
f | Biaya internet dan telepon | Rp1.427.000.000 | ||
g | Piutang ragu-ragu | Rp927.500.000 | ||
h | Sewa mesin | Rp2.825.000.000 | ||
i | Biaya perbaikan | Rp1.927.000.000 | ||
j | Royalti | Rp1.755.500.000 | ||
k | Pengangkutan | Rp4.127.500.000 | ||
l | Penyusutan | Rp3.090.000.000 | ||
m | Pemasaran | Rp3.277.500.000 | ||
n | Biaya lain-lain | Rp3.227.500.000 | ||
o | Jumlah biaya (a +…+ n) | -Rp47.207.500.000 | ||
8. | Laba usaha (6 – 70) | Rp42.792.500.000 | ||
9 | Pendapatan (beban) luar usaha: | |||
a | Dividen PT ABC (penyertaan 15%) | Rp297.500.000 | ||
b | Dividen PT DEF (penyertaan 30%) | Rp475.000.000 | ||
c | Keuntungan penjualan saham | Rp299.700.000 | ||
d | Penjualan gudang | Rp225.000.000 | ||
e | Persewaan | Rp637.000.000 | ||
F | Bunga pinjaman Bank GHI | -Rp790.000.000 | ||
G | Kerugian selisih kurs | -Rp625.000.000 | ||
H | Laba cabang pabrik di Thailand | Rp275.000.000 | ||
I | Rugi cabang pabrik di Taiwan | -Rp977.000.000 | ||
J | Dividen dari CCC.Ltd., Singapura | Rp325.000.000 | ||
K | Jumlah pendapatan (beban) luar usaha (a +…+ j) | Rp141.700.000 | ||
11 | Laba sebelum pajak (8+9k) | Rp42.934.200.000 |
Bingung Soal Rekonsiliasi Fiskal? Hubungi Jasa Konsultan Pajak di Nomor Whatsapp : 081350882882
Berikut ini beberapa informasi tambahan:
1. PT AAA mengantisipasi retur penjualan dengan menggunakan metode cadangan retur penjualan. Adapun retur penjualan yang akhirnya terealisasi pada 2020 sebanyak Rp11.250.000.000.
2. Perhitungan HPP:
No | Keterangan | Jumlah komersial (Rp) |
1 | Penggunaan bahan baku | Rp48.000.000.000 |
2 | Penggunaan bahan pendukung | Rp17.500.000.000 |
3 | Gaji dan upah pegawai | Rp 32.000.000.000 |
4 | Penyusutan alat produksi | Rp9.075.000.000 |
5 | Biaya lain-lain perusahaan | Rp13.675.000.000 |
6 | Biaya produksi (1+5) | Rp120.250.000.000 |
7 | Barang produksi dalam proses tahap awal | Rp11.500.000.000 |
8 | Barang produksi dalam proses tahap akhir | -Rp5.500.000.000 |
9 | Harga pokok produksi (6+7+8) | Rp126.250.000.000 |
10 | Barang produksi jadi tahap awal | Rp11.000.000.000 |
11 | Barang produksi jadi tahap akhir | Rp12.250.000.000 |
12 | HPP (9+10+11) | Rp125.000.000.000 |
Keterangan:
- Perusahaan menggunakan metode “harga perolehan (FIFO) atau net realis the Value (NRV) mana yang paling rendah” untuk penilaian persediaan bahan baku produksi.
Keterangan | Harga perolehan | NRV |
Persediaan awal | Rp22.500.000.000 | Rp23.750.000.000 |
Persediaan akhir | Rp21.500.000.000 | Rp20.500.000.000 |
- Gaji dan upah termasuk PPh Pasal 21 ditanggung perusahaan sebesar Rp2.125.000.000.
- Biaya penyusutan secara fiskal berdasarkan penghitungan biaya penyusutan terkait produksi Rp9.842.500.000.
- Biaya lain-lain termasuk biaya perawatan kendaraan pribadi pemegang saham dalam hal ini Pak Kelik Rp500.000.000.
Baca Juga : Jasa Pendampingan Pemeriksaan Pajak | Tips Memilih Jasa Pendampingan Pajak
3. Biaya umum administrasi dan penjualan:
- Biaya gaji, THR, dan bonus terdapat PPh Pasal 21 ditanggung perusahaan Rp275.000.000 dan gaji asisten rumah tangga para direksi Rp100.000.000.
- Biaya premi asuransi karyawan terdapat biaya asuransi jiwa pemegang saham Rp225.000.000.
- Biaya perjalanan dinas yang didukung dengan bukti dan berhubungan dengan kegiatan usaha adalah Rp375.000.000.
- Biaya listrik termasuk listrik rumah dinas para direksi perusahaan Rp112.500.000.
- Beban piutang ragu-ragu yang dihapuskan secara fiskal Rp152.500.000.
- Biaya penyusutan aset tetap yang dialokasikan ke biaya usaha secara fiskal Rp6.376.250.000.
- Rincian biaya lain-lain:
No. | Keterangan | Jumlah Komersial |
1. | Biaya pelatihan komputer anak Pak Kelik | Rp162.500.000 |
2 | Denda dan bunga Surat Tagihan Pajak (STP) | Rp77.500.000 |
3 | Pajak Bumi dan Bangunan kantor | Rp27.500.000 |
4 | Faktur pajak tidak lengkap: pembelian perlengkapan kantor | Rp8.500.000 |
5 | Faktur pajak tidak lengkap: suku cadang kendaraan dinas | Rp9.000.000 |
6 | Faktur pajak tidak lengkap: suku cadang kendaraan karyawan | Rp5.000.000 |
7 | Biaya jamuan tamu tidak ada daftar normatif | Rp162.500.000 |
8 | Biaya jamuan tamu yang ada daftar normatif | Rp377.500.000 |
9 | Sumbangan Hari Karyawan | Rp250.000.000 |
10 | Sumbangan ke Yayasan Pemuda Karya | Rp112.500.000 |
11 | Sumbangan pada karyawan dalam bentuk natura | Rp62.500.000 |
12 | Jumlah biaya lain-lain (1+…+11) | Rp1.125.000.000 |
4. Pendapatan (biaya) lain-lain:
- Pendapatan dividen dari PT A yang dilaporkan setelah dipotong PPh Pasal 23, sedangkan dari PT B tidak dipotong PPh Pasal 23.
- Keuntungan penjualan investasi saham berasal dari transaksi penjualan melalui Bursa Efek Indonesia, setelah dipotong PPh Final 0,1%. Jumlah keuntungan penjualan gudang sebelum dipotong PPh final.
- Pendapatan sewa berasal dari pendapatan sewa truk PT DDD setelah dipotong PPh Pasal 23.
- Rugi selisih kurs dihitung sesuai standar akuntansi keuangan (SAK) yang berlaku.
- Pajak yang dipotong atas penghasilan di Thailand Rp47.500.000.
- Pajak yang dibayar di Singapura atas dividen yang diterima dari CCC Ltd., sebesar Rp 112.500.000.
- PPh Pasal 22 impor yang dipungut Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) selama 2020 sebesar Rp225.000.000.
- PPh Pasal 25 yang telah dibayar pada Januari-November 2020 Rp6.600.000.000. Selain itu, telah diterbitkan STP PPh Pasal 25 oleh KPP setempat pada 10 Februari 2020 untuk masa pajak Desember 2020 sebesar Rp677.500.000 (termasuk denda dan bunga Rp77.500.000) dan jumlah tersebut sudah dibayar oleh PT AAA.
Bingung Soal Rekonsiliasi Fiskal? Hubungi Jasa Konsultan Pajak di Nomor Whatsapp : 081350882882
Berikut ini tabel rekonsiliasi fiskal PT AAA Tahun Pajak 2020:
No | Keterangan | Komersial | Koreksi Fiskal | Fiskal | |
1 | Penjualan bruto | Rp240.000.000.000 | Rp240.000.000.000 | ||
2 | Potongan penjualan | -Rp10.000.000.000 | -Rp10.000.000.000 | ||
3 | Retur penjualan1 | -Rp15.000.000.000 | Rp3.750.000.000 | -Rp11.250.000.000 | |
4 | Penjualan Neto (1+2+3) | Rp215.000.000.000 | Rp3.750.000.000 | Rp218.750.000.000 | |
5 | HPP2 | -Rp125.000.000.000 | Rp2.857.500.000 | -Rp122.142.500.000 | |
6 | Laba kotor (4+5) | Rp90.000.000.000 | Rp6.607.500.000 | Rp96.607.500.000 | |
7 | Biaya usaha 3 | -Rp47.207.500.000 | Rp540.750.000 | Rp46.666.750.000 | |
8. | Penghasilan neto dari usaha (6+7) | Rp42.792.500.000 | Rp7.148.250.000 | Rp49.940.750.000 | |
9 | Penghasilan dari luar usaha (sebelum dipotong PPh): | ||||
a | Deviden dari PT ABC | Rp297.500.000 | Rp52.500.000 | Rp350.000.000 | |
b | Deviden dari PT DEF | Rp475.000.000 | -Rp475.000.000 | Rp0 | |
c | Keuntungan penjualan saham | Rp299.700.000 | -Rp299.700.000 | Rp0 | |
d | Keuntungan penjualan gudang | Rp225.000.000 | -Rp225.000.000 | Rp0 | |
e | Sewa | Rp637.000.000 | Rp13.000.000 | Rp650.000.000 | |
f | Total Penghasilan dari luar usaha (a+..+e) | Rp1.934.200.000 | -Rp934.200.000 | Rp1.000.000.000 | |
10 | Biaya dari luar usaha: | ||||
a | Bunga pinjaman dari bank | -Rp790.000.000 | -Rp750.000.000 | ||
b | Rugi selisih kurs | -Rp625.000.000 | -Rp625.000.000 | ||
c | Total biaya dari luar usaha (a+b) | -Rp1.415.000.000 | -Rp1.415.000.000 | ||
11 | Penghasilan neto dari luar usaha (9f+10c) | Rp519.200.000 | -Rp934.200.000 | -Rp415.000.000 | |
12 | Penghasilan neto dalam negeri (8+11) | Rp43.311.700.000 | Rp6.214.050.000 | Rp49.525.750.000 | |
13 | Penghasilan neto luar negeri: | ||||
a | Laba rugi pabrik cabang Thailand | Rp275.000.000 | Rp47.500.000 | Rp322.500.000 | |
b | Rugi cabang pabrik Taiwan | -Rp977.500.000 | Rp977.500.000 | Rp0 | |
c | Deviden dari CCC Ltd., | Rp325.000.000 | Rp112.500.000 | Rp437.500.000 | |
d | Total Penghasilan neto luar negeri | -Rp377.500.000 | Rp1.137.500.000 | Rp760.000.000 | |
14 | Jumlah Penghasilan neto (12+13d) | Rp42.934.200.000 | Rp7.351.550.000 | Rp50.285.750.000 | |
15 | Kompensasi kerugian tahun lalu | ||||
16 | Penghasilan kena pajak (14-15) | Rp42.934.200.000 | Rp1.470.310.000 | Rp50.285.750.000 | |
17 | PPh badan terutang | ||||
a | Fasilitas pasal 31E UU PPh | ||||
1) Penghasilan kena pajak ([Rp4,8 M/1]x16) | Rp5.028.575.000 | ||||
2) PPh terutang (50%x25%xa1) | Rp628.571.875 | ||||
b | Tanpa fasilitas pasal 31 E UUPPh | ||||
1) Ph kena pajak (16 – a1) | Rp45.257.175.000 | ||||
2) PPh terutang (25% x b1) | Rp11.314.293.000 | ||||
c | Total PPh terutang (a2+b2) | Rp11.942.865.000 | |||
18 | PPh yang dipotong/dipungut pihak lain | ||||
a | PPh Pasal 22 (5) | Rp225.000.000 | |||
b | PPh Pasal 23 (5) | Rp65.500.000 | |||
c | PPh Pasal 24 4e-4f | Rp151.406.000 | |||
d | Total PPh dipotong/dipungut pihak lain (a+b+c) | Rp441.906.000 | |||
19 | PPh harus dibayar sendiri (lebih bayar) | Rp11.500.959.000 | |||
20 | PPh dibayar sendiri | ||||
a | PPh pasal 25e | Rp6.600.000.000 | |||
b | STP PPh Pasal 25 (hanya pokok pajak) | Rp600.000.000 | |||
c | Total PPh dibayar sendiri | Rp7.200.000.000 | |||
21 | PPh kurang (lebih) dibayar | Rp4.300.959.000 |
Agar tidak melakukan kesalahan dalam membuat laporan keuangan dan penghitungan pajak perusahaan, dalam rekonsiliasi fiskal baiknya serahkan semuanya kepada tenaga ahli terpercaya Proconsult.id. Semua urusan pajak terutama koreksi fiskal bisa ditangani dengan baik oleh Proconsult.id.